BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam tumbuhan biasanya terdapat
senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi yang merupakan senyawa
terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini
digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu
berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul
isoprene CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan
2 atau lebih satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa
golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, 2
(C10), 3 (C15), 4 (C20), 6 (C30) atau 8 (C40).
Terpenoid
merupakan derivat dehidrogenasi dan
oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon
yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen
adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan
karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia
terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka
atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau
gugus fungsi lainnya.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Apakah
terpenoid itu ?
b. Bagaimanakah
pengertian terpenoid ?
c. Sifat
apa saja yang terdapat dalam terpenoid ?
d. Bagaimana
klasifikasi terpenoid ?
1.3
Tujuan
a. Untuk
memahami materi tentang terpenoid.
b. Untuk
mengerti pengertian terpenoid.
c. Untuk
mengetahui sifat-sifat yang terdapat pada terpenoid.
d. Untuk
memahami klasifikasi terpenoid.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terpenoid
Tumbuhan secara alamiah menghasilkan beragam jenis senyawa. Secara umum,
senyawa-senyawa tersebut dapat dibagi tiga, yaitu metabolit primer, polimer,
dan metabolit sekunder. Metabolit primer adalah senyawa-senyawa yang terdapat
pada semua sel dan memegang peranan sentral dalam metabolisme dan reproduksi
sel-sel tersebut. Contoh metabolit primer antara lain asam nukleat, asam amino,
dan gula. Polimer adalah senyawa penyusun sel yang terdiri dari senyawa yang
memiliki berat molekul yang tinggi, seperti selulosa, lignin, dan protein.
Metabolit sekunder adalah senyawa yang secara khusus terdapat pada jenis atau
spesies tertentu saja (Hanson, 2011).
Berbeda dengan senyawa metabolit primer yang pada umumnya memberi
pengaruh biologi terhadap sel atau organisme tanaman itu sendiri, metabolit
sekunder (MS) memberikan pengaruh biologi terhadap sel atau organisme lain.
Menurut Wink (2010) metabolit sekunder bukanlah produk buangan yang tak
berguna, tetapi perangkat yang penting untuk melawan herbivora dan mikroba.
Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan
terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpenoid merupakan suatu golongan
hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada
getah dan vakuola selnya. Terpen dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah
hewan, terutama serangga dan beberapa hewan
laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpenoid merupakan
kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Secara
umum minyak atsiri adalah senyawa yang
mengandung karbon dan hidrogen yang tidak bersifat aromatik yang disebut
terpenoid. Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun
oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut isoprena.
2.2 Sifat-sifat terpenoid
Sifat umum Terpenoid
Ø Sifat fisika dari terpenoid adalah :
1. Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika
teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap
2. Mempunyai bau yang khas
3. Indeks bias tinggi
4. Kebanyakan optik aktif
5. Kerapatan lebih kecil dari air
6. Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol
Ø Sifat kimia dari terpenoid adalah:
1. Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
2. Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk
enantiomer.
2.3 Penggolongan
terpenoid
Klasifikasi biasanya tergantung
pada nilai n.
Nama
|
Rumus
|
Isopren
|
Sumber
|
Monoterpen
|
C10H16
|
2 unit
|
Minyak Atsiri
|
Seskuiterpen
|
C15H24
|
3 unit
|
Minyak Atsiri
|
Diterpen
|
C20H32
|
4 unit
|
Resin Pinus
|
Triterpen
|
C30H48
|
6 unit
|
Saponin, Damar
|
Tetraterpen
|
C40H64
|
8 unit
|
Pigmen, Karoten
|
Politerpen
|
(C5H8)n
n 8
|
>8 unit
|
Karet Alam
|
2.3.1
Monoterpen
Monoterpenoid merupakan senyawa
“essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren
atau dengan jumlah atom karbon 10. Stuktur monoterpenoid dapat berupa rantai
terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan
sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedatif. Disamping
itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemberi
aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersial yang banyak
diperdagangkan.
Contoh tanaman yang mengandung
monoterpenoid:
a. Camphora
|
· Nama
lain : Kamfer
· Tanaman
asal :
Cinnamomum
champhora (L)
· Keluarga : Lauraceae
· Zat
berkhasiat: Kamfer (C12H16O)
· Penggunaan : Karminativa, obat kejang, obat gatal,
obat encok, antiiritansia.
· Pemerian : Hablur putih atau massa hablur, tidak
berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa pedas dan aromatik.
|
b. Kayu
putih
|
· Nama
lain : Kayu putih
· Tanaman
asal :
Melaleuca
leucadendra (L)
· Keluarga : Myrtaceae
· Zat
berkhasiat: Minyak atsiri, sineol
(kayu putol), terpinol bebas atau sebagai ester dengan asam cuka, asam
mentega, asam valerat.
· Penggunaan
: Pendarahan stomakikum, spasmolitikum.
· Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit.
|
c. Thymus
|
· Nama
lain : Timi
· Tanaman
asal :
Thymus
vulgaris (L)
· Keluarga :
Lamiaceae
· Zat
berkhasiat: Minyak atsiri yang mengandung timol, terdapat pada karvakol, pinen, linalool, dan bornil asetat.
· Penggunaan : Obat batuk (ekspektoransia)
· Pemerian :
Bau aromatik, rasa pedas, sejuk.
|
2.3.2
Seskuiterpen
Seskuiterpenoid merupakan senyawa
terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik
dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen. Senyawa seskuiterpenoid ini
mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant,
hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman
dan pemanis.
Contoh tanaman yang mengandung
sesterpenoid:
a.
Bunga Artemisia
|
· Tanaman
asal :
Artemisia annua
(L)
· Keluarga : Compositae
· Zat
berkhasiat:Minyak atsiri, Artemisinin,
saponin, flavonoida, dan polifenol
· Penggunaan : Antimalaria, obat
nyeri haid, obat kuat, obat batuk dan obat kejang, herba tanaman yang
berbunga berkhasiat sebagai obat mulas dan menambah napsu makan
|
b. Bunga Matricia
|
· Tanaman
asal : Matricia recutita
· Keluarga : Asteraceae
· Zat
berkhasiat: Minyak
atsiri, chamomil, fenol,
flavonoid, lemak, dan saponin.
· Penggunaan : Antipiretik, antimalaria, karminatif, spasmolitik, dan
antiinflamasi.
|
c.
Daun Tanaman Feverfew
|
· Sumber : Minyak atsiri
· Tanaman
asal : Tanacetum parthenium
· Keluarga : Asteraceae
· Zat
berkhasiat: Parthenolid,
feverfew.
· Penggunaan : Antipiretik, analgesik.
|
d.
Bunga Valerian
|
· Tanaman
asal : Valeriana officinalis
· Keluarga : Valerianaceae
· Zat
berkhasiat: Minyak
atsiri yang mengandung ester borneo (ester dengan format).
Alkaloida-alkaloida katanina dan valerianin, zat penyamak
· Penggunaan : Sedativa
|
2.3.3
Diterpen
Senyawa diterpenoid merupakan
senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa
ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan
tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga,
inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa
diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik.
Contoh tanaman yang mengandung
diterpenoid:
a. Ginkgo Biloba
|
· Tanaman
asal : Ginkgo biloba
· Keluarga : Ginkgoaceae
· Zat
berkhasiat : Ginkgo flavoglikosida/ ginkgolida
· Penggunaan : Menunda kelelahan otak.
|
b.
Tanaman Taxus
|
· Tanaman
asal : Taxus brevifolia
· Zat
berkhasiat: Taxol
· Penggunaan : Antikanker
|
2.3.4
Triterpen
Berdasarkan
jumlah kerangka isopren yang dimilikinya, triterpenoid memiliki 6 unit isoprene
(30 atom karbon). Triterpenoid telah digunakan sebagai
tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular,
gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.
Contoh tanaman yang mengandung
triterpenoid:
|
· Tanaman
asal : Cucurbita foetidissima
· Keluarga : Cucurbitaceae
· Zat
berkhasiat : Cucurbitacins
· Penggunaan : Antikanker
|
2.3.5
Tetraterpen
Memiliki 8 unit isoprene. Merupakan
senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan
nama karotenoid.
Contoh tanaman yang mengandung
tetraterpenoid:
a. Wortel
|
· Tanaman
asal : Daucus carota
· Keluarga : Apiaceae
· Zat
berkhasiat : Karoten- ß, karoten-α, Kripto-xanthin-ß,
Lutein-zeaxanthin-ß
· Penggunaan : Antikanker, antioksidan
|
2.3.6
Politerpen
Disintesis dalam
tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah
unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa
penghasil karet.
a. Karet
|
· Tanaman
asal : Hevea braziliensis
· Zat
berkhasiat : Kautschuk
(zat karet)
· Penggunaan : Untuk bahan utama pembuatan ban
maupun alat kesehatan yang bersifat
elastis.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terpenoid merupakan suatu
golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama
terkandung pada getah dan vakuola selnya. Terpen dan terpenoid dihasilkan pula
oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan,
dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa
secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama.
Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul isoprene CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan
kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan 2 atau lebih satuan C5 ini.
Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah
satuan yang terdapat dalam senyawa (monoterpenoid, seskuiterpenoid, diterpenoid, triterpenoid,
tetraterpenoid, politerpenoid) yang masing-masing memiliki contoh tanaman dan
khasiatnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1990. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Our capacity to provide pharmaceutical discovery services across the entire spectrum of the drug discovery process has assisted many of our esteemed clients in reaching their R&D goals. 1αH,5αH-guaia-6-ene-4β,10β-diol
ReplyDelete