Saturday, May 30, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ASIDIMETRI



LAPORAN PRAKTIKUM ASIDIMETRI

I.                   TUJUAN
Untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana membuat larutan standart, menstandarisasikan larutan tersebut dengan cara titrasi serta menetapkan konsentrasi larutan standart tersebut. Contohnya standarisasi dengan pembuatan larutan basa (NaOH) dan standarisasi dengan asam asetat.

II.                DASAR TEORI
Asidimetri adalah macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri  sering juga disebut dengan titrasi asidimetri.
Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart asam.
Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi.
Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.   Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.
2.   Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung sempurna.
3.   Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.
               Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya dan larutan standart sekundernya. Larutan standart primer yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan. Larutan standart sekunder adalah suatu zat yang tidak murni atau kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart primer. Serta faktor yang paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin.
Di dalam pembuatan larutan standart asam yang biasa dipakai adalah H2SO4. Asam nitrat (HNO3) tidak dipakai karena mempunyai sifat yang tidak stabil dan mudah mengeluarkan gas NO, lagipula HNO3 adalah suatu oksidator kuat, sehingga dapat merusak indikator. Untuk titrasi yang memerlukan pemanasan, lebih baik memakai H2SO4, sebab asam ini tidak mudah menguap pada pemanasan, tetapi dalam beberapa hal misalnya dengan air kapur dan air barit dapat membentuk endapan, sehingga sering menyulitkan. Dengan HCl kurang baik, karena HCl sering keluar sebagai gas pada pemanasan. Namun demikian, titrasi yang terbanyak adalah memakai HCl, sebab umumnya HCl membentuk garam yang mudah larut dalam air.
Larutan standart yang diinginkan biasanya dibuat dengan mengencerkan asam yang pekat. Tetapi dalam pengenceran sering diperoleh konsentrasi yang tidak tepat, hanya mendekati saja, oleh sebab itu perlu distandarisasikan.
III.             ALAT DAN BAHAN
A.  1.      Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 N
Alat
Ukuran
Jumlah
Gelas Arloji
Neraca
Gelas Ukur
Labu Takar
Sedang
-
500 mL
500 mL
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah


Bahan
Ukuran
Jumlah
NaOH padat
Aquades
-
-
10 gram
secukupnya

               2. Untuk membuat standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)
Alat
Ukuran
Jumlah
Neraca
Gelas Arloji
Labu Erlenmeyer
Corong
Buret
-
-
-
-
-
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
lengkap

Bahan
Ukuran
Jumlah
Larutan Asam asetat (CH3COOH)
Phenolpthaleine (pp)
Larutan NaOH
Aquades
-
-
1 N
-
25 mL
4 tetes
500 mL
secukupnya

IV.       CARA KERJA
a.   Untuk membuat larutan standart NaOH 1 N
1.  Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.   Menimbang 10 gram NaOH, dan memasukkan ke dalam gelas ukur dan melarutkannya dengan 30 ml aquades.
3.   Aduk hingga homogen
4.   Tambahkan aquades ke dalam larutan tersebut hingga 500 ml

               b.    Untuk membuat standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)
1.      Mengambil 25 mL larutan asam asetat.
2.      Memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer dan memasukkan juga 4 tetes indikator pp.
3.      Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan NaOH (dari percobaan B. 1) dalam buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna ungu muda. Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi.

V.                DATA PERCOBAAN
·         Mengetahui berat NaOH padat yang dibutuhkan untuk melakukan titrasi

Diketahui           : NaOH 1N, 500 ml
                             Mr NaOH: 40
Ditanya              : Berapa gram NaOH yang dibutuhkan?
Jawab                 : N   =  x  x valensi
1   =   x 2
40 = 4x
X   = 10 gram

·      Mengetahui kandungan volume Asam Asetat setelah dilakukan titrasi

Diketahui           : Volume Asam Asetat = 25 ml
Volume Larutan Standart Asam Asetat + NaOH = 141 ml
Konsentrasi NaOH = 1 N

Ditanya              : Konsentrasi Asam Asetat?
Jawab                 : V1.N1    = V2.N2
                             25.x      = 141.1
                              X          = 5,64 ml

VI.             ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa :         
1.      Standarisasi dengan Asam asetat (CH3COOH). Mula-mula asam asetat yang sudah ditambahkan dengan 4 tetes pp tidak berwarna (bening) dan setelah ditambahkan/dititrasi dengan larutan NaOH akan menghasilkan larutan yang berwana ungu muda pada penambahan volume larutan NaOH hingga mencapai 141 ml. Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :
      CH3COOH  +  NaOH   ®          CH3COONa  +  H2O

VII.       KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil percobaan yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.   Untuk menentukan massa atau berat NaOH digunakan rumus Normalitas, yaitu
N   =  x  x valensi
2.   Titrasi asidimetri pada percobaan ini menentukan kadar CH3COOH dengan menggunakan larutan NaOH yang telah dibakukan reaksi dapat diamati dengan baik dengan menggunakan asam lemah (CH3COOH) basa kuat NaOH dan indikator PP. Reaksi sempurna terjadi ketika perubahan warna larutan dari bening ke merah muda.