Tuesday, June 13, 2017

ALASAN PEMILIHAN BAHAN - sundy

ALASAN PEMILIHAN BAHAN
1.      Alpha tocoferol
Fungsinya : Sebagai antioksidan Alasan penambahan : Digunakan tocoferol sebagai antioksidan karena tocoferol mempunyai kemampuan untuk mencegah oksidasi dari lemak dan minyak yang dapat menyebabkan bau tengik pada sediaan dan tocoferol juga dapat berfungsi sebagai vitamin E, sehingga dapat menambah asupan vitamin.
2.      Asam benzoate
Fungsinya : Sebagai pengawet Alasan penambahan : Digunakan asam benzoate sebagai pengawet karena baik untuk  penggunaan oral dan tidak OOT dengan bahan lain
3.      Asam sitrat
Fungsinya : Sebagai penambah rasa Alasan penambahan: Dapat memberikan sensasi asam pada sediaan sehingga rasa tidak enak pada minyak ikan dapat ditutupi oleh asam sitrat dan memberikan sensasi rasa jeruk
Menurut EXP hal. 140-141
   Asam sitrat digunakan sebagai penambah rasa karena asam tart monohidrat. Asam sitrat juga digunakan sebagai agen sugestering dan anti oksidan sinergis itu adalah komponen sitrat antikoagulat.
-  Menurut Ansel hal. 32
   Asam sitrat digunakan sebagai sumber perencah dan rasa pahit.
-  Menurut Martindale hal. 559
   Asam hidrat / asam sitrat monohidrat digunakan sebagai untuk meningkatkan efek anti oksidan.
-  Menurut www.unhas .co.id
   Asam sitrat digunakan sebagai bahan pengasam. Asam sitrat menurunkan pH medium, menstabilkan warna, memberikan flavor (rasa) tertentu mengikat logam Fe dan Mg dan menghambat pertumbuhan mikroba.
-  Menurut RPS 18th hal. 132.
   Kelarutan 1 gram dalam air 0,5 mg alcohol atau sekitar 300 ml eter larut dalam etanol bebas menggunakan dalam antikoagulan sitrat preparation dari solusi dekstrose antikoagulan sitrat, phosphate, sitrat, antikoagulan.

4.      BHT
Kegunaan                    : hydroxytoluene Butylated digunakan sebagai antioksidan di dalam kosmetika, makanan, dan obat-obat dalam farmasi. Yang sebagian besar digunakan untuk penundaan atau mencegah ketengikan oksidatif lemak-lemak dan minyak dan untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin pada minyak yang terlarut.
5.      Gliserin
Fungsinya : Sebagai stabilisator emulsi dan kosolven Alasan penambahan: Digunakan gliserin dalam formulasi karena gliserin memiliki multi fungsi selain sebagai stabilisator emulsi, gliserin juga dapat berfungsi sebagai pengawet, pemanis, dan juga dapat meningkatkan viskositas
6.      Nipagin
Nipagin (pengawet fase air) dipilih dalam formulasi ini karena nipagin meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah timbulnya kontaminasi mikroorganisme .Penggunaan aquades dalam sediaan emulsi menyebabkan  sediaan bersifat menjadi basa sehingga memicu tumbuhnya bakteri  sehingga nipagin disini berfungi sebagai pengawet dan antioksidan.
7.      Nipasol
Nipasol( pengawet fase minyak)  dipilih karena sebagai bahan pengawet bila dikombinasikan dengan nipagin akan memberikan fungsi sebagi anti mikroba yang optimal.
8.      Pasta orange
Fungsinya : zat pewarna 
9.      PGA
Fungsinya : Sebagai emulgator dengan konsentrasi 10-20 % Alasan penambahan: Dipilih gom arab, karena memiliki daya sebagai emulgator yang  baik sehingga dapat menghasilkan emulsi yang baik, serta viskositas yang dihasilkan cukup tinggi
10.  Sirupus simplex
Fungsinya : Sebagai pemanis
Alasan penambahan: Digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dari zat aktif serta untuk meningkatkan penerimaan konsumen. Penambahan sirupus simplex juga dapat menaikkan viskositas dari sediaan
11.  Sukrosa
-  Menurut Ansel hal. 328
   Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalam sirup-sirup walaupun dalam keaadan khusus dapat diganti sirup-sirup walaupun seluruhnya atau sebagian dengan gula-gula lainnya seperti dextrose, atau bukan seperti gliserin, sorbitol dan propilenglikol.
-  Menurut OOP hal. 833
   Sukrosa (sakarosa – gula putih) terdiri dari 1 mol fruktosa laktosa (gula susu) 1 glukosa dan maltosa (gula malt) 2 molekul glukosa dalam usus. Zat ini dihidrolisa oleh enzim menjadi monosakarida.
-  Menurut EXP
   Sukrosa digunakan dalam formulasi farmasi. Sukrosa sirup mengandung 50-67 % w/w sukrosa sirup digunakan sebagai kendaraan dalam bentuk sediaan cairan oral untuk meningkatkan viskositas.
-  Menurut R. Voight hal. 392
   Kandungan sirup yang tercantum dalam FI adalah 60, 65% akan tetapi umumnya diantara 60 dan 65%, hal ini berkaitan dengan daya tahan sediaannya larutan gula yang jenuh (kira-kira 60%) tidak memungkinkan pembentuk jarum oleh karena larutan berkonsentrasi tinggi air yang diperlukan bagi perkembangbiakan mikro organisme akan hidup melalui proses osmosis.
-  Menurut RPS 18th hal. 1298
   Persiapan komersial dari tebu. Tebu adalah satu-satunya sumber. Tetapi saat ini akan beta vulgaris digunakan sebagian besar di eropa digunakan terutama untuk memberikan viskositas dan konsentrasi cairan. Kelarutannya : 1 gr dalam 0,5 ml air. 170 ml dalam alcohol atau lebih baik sedikit 0,2 ml dalam air panas, tidak larut dalam kloroform.
12.  Talkum
-  Menurut R. Voight hal. 115
   Talk adalah mg.hidroksi alam yang terasa seperti lemak. Talk netral secara kimia, tidak larut dalam air dan asam sebagai komponen utama bubuk. Talk memiliki daya mengalir dan lekat baik, penambahan talk mampu memperbaiki daya mengalir basis lainnya.
-  Menurut EXP hal. 555
   Talk adalah zat tambahan yang digunakan untuk memodifikasi cairan dan juga digunakan terutama untuk itu adalah property, pelumas, kosmetik dan produk makanan.
-  Menurut RPS 18th hal.1327
   Bila digunakan sebagai media filtrasi yang mengklasifikasi bentuk bubuk kasar lebih disukai dari pada dibagian, meminimalkan pori-pori kertas filter untuk tujuan ini mungkin digunakan untuk semua kelas tanpa persiapan bahaya resistensi absorbsi atau prinsip-prinsip aktif.
13.  Tinctur Kulit Jeruk
-  Menurut RPS 18th hal.1296
   Pembuatan kulit jeruk secara bertahap ditambahkan 400 ml dan air murni kemudian disaring kembali bagian pertama filtrate ad menjadi jelas dan mencuci mortar dan filter dengan air yang cukup untuk membuat filtrat ukuran 450 ml membubarkan sukrosa dalam filtrat ini oleh agitas tanpa pemanasan dalam melembabkan.
   Catatan : tidak menggunakan terlebih thym syrup yang memiliki bau atau rasa atau menunjukkan dari kerusakan.
-  Menurut Ansel hal. 327
   Sirup dengan bahan sukrosa ini mengandung tingtur kulit buah jeruk manis. Asam sitrat sebagai sumber utama perencah dan rasa pahit. Rasa sirup ini adalah mirip sari jeruk manis dan merupakan pembawa yang baik untuk obat-obat stabil dalam media asam.
-  Menurut Parrot hal. 172
   Sirup jeruk adalah contoh suatu sirup yang disiapkan perdagan tanpa panas. Jeruk yang manis mengupas larutan obat dalam alcohol dan asam sitrat berkenaan dengan jeruk bercampur dengan talk dan membersihkan air secara angsur-angsur ditambah dengan peradangan serviks. Talk akan didistribusikan oleh minyak jeruk dan untuk menopang hasil filtrate. Campuran disaring dan sukrosa ditambahkan kedalam air jaringan panas dihindarkan untuk menghindari menguapnya kulit jeruk.

14.  Natrium Sitrat
Menurut Farmakologi dan terapi hal.813
Natrium sitrat dalam darah akan meningkat, kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfuse darah karena tidak toksik.

ZAT TAMBAHAN
  Zat untuk memperbaiki konsistensi Konsistensi sediaan topical diatur untuk mendapatkan bioavabilitas yang maksimal, selain itu juga dimaksudkan untuk mendapatkan formula yang “estetis” dan “acceptable”. Konsistensi yang disukai umumnya adalah sediaan yang dioleskan, tidak meninggalkan bekas, tidak terlalu melekat dan berlemak. Hal yang penting lain adalah mudah dikeluarkan dari tube. Perbaikan konsistensi dapat dilakukan dengan mengatur komponen sediaan emulsi diperhatikan ratio perbandingan fasa. Untuk krim adalah jumlah konsentrat campuran zat pengemulsi.
2.     Zat pengawet.
Pengawet yang dimaksudkan adalah zat yang ditambahkan dan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada sediaan krim mengandung fase air dan lemak maka pada sediaan ini mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Zat pengawet yang digunakan umumnya metil paraben 0.12 % sampai 0,18 % atau propil paraben 0,02% - 0,05 %.
3.     Pendapar
Pendapar dimaksudkan untuk mempertahankan pH sediaan untuk menjaga stabilitas sediaan. pH dipilih berdasarkan stabilitas bahan aktif. Pemilihan pendapar harus diperhitungkan ketercampurannya dengan bahan lainnya yang terdapat dalam sediaan, terutama pH efektif untuk pengawet. Perubahan pH sediaan dapat terjadi karena: perubahan kimia zat aktif atau zat tambahan dalam sediaan pada penyimpanan karena mungkin pengaruh pembawa atau lingkungan. Kontaminasi logam pada proses produksi atau wadah (tube) seringkali merupakan katalisator bagi pertumbuhan kimia dari bahan sediaan.
4.     Pelembab
Pelembab atau humectan ditambahkan dalam sediaan topical dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Contoh zat tambahan ini adalah: gliserol, PEG, sorbitol.
5.     Pengompleks (sequestering)
Pengompleks adalah zat yang ditambahkan dengan tujuan zat ini dapat membentuk kompleks dengan logam yang mungkin terdapat dalam sediaan, timbul pada proses pembuatan atau pada penyimpanan karena wadah yang kurang baik. Contoh : Sitrat, EDTA, dsb.
6.     Anti Oksidan
Antioksidan dimaksudkan untuk mencegah tejadinya ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak jenuh yang sifatnya autooksidasi, antioksidan terbagi atas : a. Anti oksidan sejati (anti oksigen) Kerjanya: mencegah oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas dan mencegah reaksi cincin. Contoh: tokoferol, alkil gallat, BHA, BHT. b. Anti oksidan sebagai agen produksi. Zat-zat ini mempunyai potensial reduksi lebih tinggi sehingga lebih mudah teroksidasi dibandingkan zat yang lain kadang–kadang bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas. Contoh; garam Na dan K dari asam sulfit. c. Anti oksidan sinergis. Yaitu senyawa yang bersifat membentuk kompleks dengan logam, karena adanya sedikit logam dapat merupakan katalisator reaksi oksidasi. Contoh: sitrat, tartrat, EDTA.

7.     Peningkat Penetrasi. Zat tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan pengobatan sistemik lewat dermal (kulit).