BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak
dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia,
selain itu, lemak atau minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4
kkal/ gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam
lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat
mencegah, penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan
lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E
dan K (Winarno, 1992).
Lipid adalah senyawa
yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya hidrofobik: tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik. Pengukuran lipid serum yang paling
relevan adalah kolesterol total, trigliserida, dan fraksional kolesterol
menjadi fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi LDL kolesterol.
Kolesterol adalah
suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah
terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol
yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol
yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL (Low
Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL (High Density Lipoprotein) jumlahnya
berlebih,di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah, sedangkan kolesterol HDL,
mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang
berlebihan. Selain itu ada Trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari
metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan
protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber
energi. (Siswono, 2006)
1.2 Tujuan
Tujuan pemeriksaan profil lipid adalah :
1.
Untuk mengetahui diagnosa faal jantung.
2.
Untuk membantu dalam diagnosa hepar.
3.
Untuk mengetahui kadal kolesterol dalam tubuh.
4.
Untuk mengetahui kadar LDR dalam tubuh.
5.
Untuk mengetahui kadar HDL dalam tubuh
6.
Untuk mengetahui kadar Trigliserida dalam tubuh
7.
Untuk mengetahui kadar kolesterl total dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Pemeriksaan
kadar kolesterol dalam darah mutlak dilakukan terutama bagi penggemar makanan
siap saji (junk food), memiliki berat badan berlebih, jarang berolahraga, dan
seorang perokok. Dalam pemeriksaan kolesterol ada 4 jenis kolesterol yang
sering diperiksa, yakni kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan
trigliserida.
Kolesterol adalah molekul yang ditemukan dalam sel.
Merupakan sejenis atau lipid yang merupakan molekul atau yang menyerupai.
Kolesterol adalah sejenis lipid yang disebut steroid. Steroid adalah lipid yang
memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri dari 4 cicin atom karbon.
Semua hormon steroid terdapat dari perubahan struktur dasar kimia kolestero (Ganong,
2012 ).
Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL
kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Jika kadar kolesterol total
melebihi 240 mg/dl (6,21 mmol/L ). Pasien harus waspada terhadap penyakit
jantung. Pada kadar kolesterol yang tinggi tidak otomatis menandakan adanya
bahaya kolesterol karena bisa saja yang tinggi adalah HDL kolesterol (
kolesterol baik ) yang justru bermanfaat bagi kesehatan. Normalnya nilai
kolesterol dalam darah adalah 70 – 140 mg tiap 100 ml darah. Kolesterol dapat
larut dalam pelarut lemak, misal ester, kloroform, benzena dan alkohol panas.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah makin tebal. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah, maka
aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa
lebih keras, hal ini berarti jantung bekerja ekstra keras. Sedangkan apabila
mengalami penurunan kadar kolesterol, menyebabkan hipertensi, kelaparan dan
malabsorbsi ( Adisty, 2012 ).
Kolesterol hanya ditemukan pada lemak hewani. Sumber
kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak ( gajih ).
Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit
hipertensi. Metabolisme lemak menghasilkan Acetyl – COA. Dari Acetyl- COA ada
jalur metabolisme ke arah sintesa kolesterol melalui asam kynurenat. Penurunan
kadar kolesterol dapat dikurangi dengan cara mengurangi konsumsi lemak hewani (
Sediaoetama, 2010 ).
HDL ( High Density Lipoprotein ) adalah kompleks lipid
dan protein yang didominasi protein dan berfungsi mengikat kolesterol dan
trigliserida dalam sistem sirkulasi darah. Kolesterol yang berikatan dengan HDL
sebagai pembawa memiliki efek positif bagi tubuh, sehingga disebut kolesterol
baik. Kolesterol HDL dapat membersihkan plak yang berada di arteri dan
membawanya ke hati untuk dikeluarkan dan digunakan kembali oleh tubuh. Kadar HO2-C
yang tinggi memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler dari
rendahnya HDL – C ( kurang dari 40 mg/dl ) meningkatkan resiko penyakit jantung
( Sudirman, 2012).
HDL adalah lipoprotein yang mempunyai diameter paling
kecil yaitu 5 – 12 nm, mempunyai densitas 1.063 – 1,21 gram/ml. HDL mengandung
25 – 30 % fosfolipid, 15 – 20 % kolesterol, 3 % trigliserida dan 45 – 59 %
protein ( Adisty, 2012 ).
LDL adalah lipoprotein dengan diameter 18 – 30 nm,
mempunyai densitas 2.029 – 2.069 /ml. LDL mengandung 35 – 45 kolesterol, 4 %
trigliserida, 22 – 25 % fosfolipid dan 22 – 26 % protein. LDL bersikulasi dalam
tubuh dibawa ke sel otot, lemak dan sel – sel lainnya. Pengatur utama kadar
kolesterol darah adalah hati, karena sebagian reseptor LDL terdapat di dalam
hati. LDL mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL disebut juga
kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi menyebabkan kolesterol didalam
arteri ( Adisty, 2012 ).
Trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum
lipoprotein. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit – penyakit arteri dan
biasanya dengan kolesterol menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila terjadi
peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL, yang
menyebabkan hiperlipoprotein. Masukan alkohol dapat menyebabkan peningkatan
sementara kadar trigliserida ( Adisty, 2012 ).
Konsumsi karbohidrat yang tinggi dapat sewaktu – waktu
meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, tetapi dapat segera menurun
kembali. Jadi tidak benar bahwa untuk mengurangi kadar trigliserida dalam darah
orang harus mengkonsumsi karbohidrat rendah. Padahal konsumsi karbohidrat
tinggi dapat secara tidak langsung mengurangi konsumsi lemak, sehingga ikut
mengendalikan kadar lemak dalam darah ( Winarno, 2008 ).
Trigliserida adalah bentuk lemak lain yang bisa
berasal dari makanan atau dibentuk sendiri oleh tubuh. Trigliserida dalam darah
yang normal harus di bawah 150 mg/dl. Beberapa orang yang mempunyai
trigliserida tinggi lantaran penyakit lain atau keturunan. Apabila merupakan
faktor keturunan maka harus segera mengubah gaya hidup. Trigliserida bukan
kolesterol melainkan salah satu lemak yang terdapat dalam darah yang dikemas dalam
bentuk lipoprotein. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi tingginya kadar
trigliserida dalam darah seperti kegemukan, makanan berlemak jenuh tinggi serta
minuman beralkohol ( Ganong, 2012 ).
Trigliserida merupakan senyawa hasil kondensasi 1
molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak. Dalam gliserida yang lain yaitu
digliserida dan monogliserida hanya terdapat sangat sedikit pada tanaman. Dalam
dunia perdagangan lebih bnyak dikenal digliserida dan monogliserida yang dibuat
dengan sengaja dari hidrolisa tidak lengkap trigliserida dan banyak dipakai
dalam teknologi makanan, misalnya sebagai bahan pengemulsi, penstabil dan lain
lain. Pada kondisi murni, minyak dan lemak tidak mempunyai warna, bau dan rasa.
Dalam larutan alkali trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi komponen
penyusunnya yaitu gliserol dan garam alkali dan lemaknya (Ganong, 2012).
2.2 Jenis-Jenis Kolesterol
Lipoprotein
terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan dengan
cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low
density lioprotein (VLDL), intermediatedensity lipoprotein (IDL), low density
lipoprotein (LDL), dan high density lipoproteinhigh (HDL).
1.
Kilomikron merupakan lipoprotein
dengan berat molekul terbesar dan mengandung Apo-B48. Kandungannya sebagian
besar trigliserida (80-95%) untuk dibawa ke jaringan lemak dan otot rangka.
Kilomikron juga mengandung kolesterol (2-7%) untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10
jam sejak makan terakhir, kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam
plasma.Adanya kilomokron sewaktu puasa dianggap abnormal (Dalimartha,2008).
2.
Low Density Lipoprotein (LDL) ini
sering disebut dengan istilah kolesterol jahat adalah kolesterol yang
mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah. Kadar LDL yang
tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada
dinding-dinding pembuluh darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol
yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang
mengendap, seperti plak pada dinding-dinding pembulu darah. Akibatnya saluran
darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang
seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya (Graha, 2010).
3.
High Density Lippoprotein (HDL) ini
sering disebut dengan istilah kolesterol baik. Kolesterol HDL ini mengangkut
kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak protein. HDL berfungsi membuang
kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL dengan membawanya kembali kehati dan
kemudian diurai kembali. Dengan membawa kelebihan koletserol yang dibawa oleh
LDL tadi, maka HDL membantu mencegah terjadinya pengendapan dan mengurangi
terjadinya plak dipembulu darah yang dapat mengganggu peredaran darah dan
membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut kolesterol baik (Graha,
2010).
4.
Very Low Density Lioprotein (VLDL)
Dibentuk dari asam lemak bebas di
hati dengan kandungan Apo-B100. VLDL mengandung 55-80% trigliserida dan 5-15%
kolesterol (Dalimartha, 2008).
5.
Intermediate Density Lipoprotein
(IDL)Juga mengandung trigliserida (20-50%) dan kolesterol (20-40%).IDL
merupakan zat antara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. IDL
disebut jugaVLDL sisa (Dalimartha, 2008).
2.3
Pemeriksaan
Kolesterol
Pemeriksaan
kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui pemeriksaan darah di
laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan sendiri dengan alat pemeriksa kolesterol
yang mudah didapatkan di apotek atau toko perlengkapan alat kesehatan. Meskipun
pemeriksaan sendiri dengan alat yang dijual bebas di apotek lebih praktis, namun,
tidak sedikit terjadi ketidakcocokan hasil dengan pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium kesehatan. Hal ini sering membingungkan pasien. Biasanya, hal
tersebut terjadi karena bisa saja pasien tidak melakukan puasa terlebih dahulu
sebelumnya. Pemeriksaan kolesterol di laboratorium menghasilkan hasil
pemeriksaan yang lebih spesifik dan akurat karena pemeriksaan yang dilakukan
terhadap kadar trigliserida, LDL, dan HDL dilakukan secara terpisah dan juga
bersamaan dalam bentuk total kolesterol. Sedangkan pada alat periksa praktis,
hanya menyajikan hasil akhir berupa total kolesterol. Padahal total kolesterol
biasanya terdiri atas 2 faktor penting yaitu LDL dan HDL yang memiliki fungsi
serta pengaruh yang berbeda pada tubuh. Oleh karena itu, banyak dokter menyarankan
pasien untuk memeriksakan kolesterolnya di laboratorium kesehatan.
1.
Proses pemeriksaan dilakukan dengan
cara:
Sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol, pasien
biasanya dianjurkan untuk puasa sepanjang malam, kurang lebih 9-12 jam. Tujuannya,
agar tidak terjadi kesalahan pengukuran akibat adanya pengaruh dari lemak yang
baru dikonsumsi. Selain itu, 24 jam sebelum melalukan pemeriksaan kolesterol
sebaiknya pasien juga tidak melakukan aktivitas berat karena kelelahan yang
amat sangat dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan,
darah akan diambil untuk kemudian diukur kadar kolesterolnya. Hasil pemeriksaan
akan menyajikan informasi akurat mengenai kadar kolesterol dalam tubuh
seseorang. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan tabel
klasifikasi kadar kolesterol standar dalam dunia kedokteran sehingga kadar kolesterol
seseorang dapat dianalisis berdasarkan tabel tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut
akan menjadi salah satu dasar diagnosis bagi dokter selain wawancara yang dilakukan
terhadap pasien mengenai riwayat kolesterol tinggi pada keluarga atau mengenai
penyakit-penyakit lain yang pernah diderita pasien.
2.
Cara Mengetahui Hasil pemeriksaan:
Kolesterol diukur dalam satuan miligram per desiliter
darah yang biasa disingkat mg/dL atau milimol per liter darah yang disingkat
mmol/L. Di dalam hasil pemeriksaan yang diberikan laboratorium atau rumah
sakit, biasanya akan disajikan informasi mengenai 4 komponen lemak utama dalam
darah yakni total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan trigliserida.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pra Analitik
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan profil
lipid ini meliputi : tabung serologi, mikropipet, yellow tip, blue tip, rak
tabung, stopwatch, fotometer, tissue.
2.
Reagen
Adapun reagen-reagen yang digunakan
adalah :
a.
Pemeriksaan kolesterol
Reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan kolesterol yaitu :
-
Larutan buffer (pH) 50 mmol/L
-
Fenol 5 mmol/L
-
4-aminoantipirin 0,3 mmol/L
-
Cholesterol esterase (CHE)
-
Cholesterol oxidase (CHO)
-
Peroxidase (POD)
-
Standart kolesterol 200 mg/dl (5,2 mmol/L)
b.
Pemeriksaan LDL
Reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan kolesterol LDL yaitu :
-
Heparin 100.000
U/L
-
Sodium citrate 64
mmol/L
-
Standart kolesterol LDL 200 mg/dl (5,2 mmol/L)
c.
Pemeriksaan HDL
Reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan kolesterol HDL adalah :
-
Phospotungstic acid 1,4
mmol/L
-
Magnesium chloride 8,6
mmol/L
-
Standar kolesterol HDL 200 mg/dl (5,2 mmol/L)
d.
Pemeriksaan trigliserida
Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan
kolesterol TG adalah :
-
Larutan buffer ( pH 7,2) 50mmol/L
-
4-chlorophenol 4mmol/L
-
ATP 2
mmol
-
Mg 2+ 15
mmol
-
Glycerokinase (GK) ≥0,4 kU/L
-
Peroxidase (POP) ≥ 2 kU/L
-
Lipoprotein lipase (LPL) ≥ 2 kU/L
-
4-amioantipyrine 0,5 mmol/L
-
Glycerol-3-phospate-oxidase ≥ 0,5 kU/L
-
Standart TG 200 mg/dl (2,3mmol/L)
3.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam
pemeriksaan profil lipid berupa serum.
4.
Metode
-
Kolesterol : CHOD-PAP
-
LDL :
CHOD-PAP
-
HDL :
CHOD-PAP
-
Trigliserida : GPO-PAP
5.
Probandus
Berbagai persiapan penderita yang perlu diberitahukan
secara baik dan mendetail pada penderita antara lain :
a.
Persiapan pasien (untuk pemeriksaan tertentu
pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum diambil darah)
b.
Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari
antara pukul 07.00 – 09.00
c.
Menghindari obat-obatan sebelum spesimen di
ambil
d.
Menghindari aktifitasfisik/olahraga sebelum
spesimen di ambil
e.
Dicatat identitas pasien dengan benar
Nama :
Mr/Mrs. X
Alamat : Y
Jenis kelamin : XY
3.2 Analitik
1.
Prisip Pemeriksaan
a.
Kolesterol
Kolesterol ditentukan melalui
hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Reaksi dari 4-aminoantypirine dengan fenol
dari peroksida hidrogen melalui katalis peroksida menghasilkan indikator
quinoneimine kalorimetri.
Reaksi :
(CHE)
Cholesterol ester + H2O à cholesterol + as. Lemak
(CHO)
Cholesterol + O2 à cholesterol-3-one + H2O2
(POD)
2 H2O2 + 4 aminoantipyrine +
fenol à
quinoneimine + 4 H2O
b.
LDL
LDL diendapkan oleh heparin, HDL dan
LDL setelah disentrifugasi hasilnya berupa supernatan dan pengukuran
menggunakan enzymatic.
c.
HDL
Chylomicron, LDL dan VIDL yang di endapakan dengan menambah
phosphatogitis dan ion-ion magnesium centrifugasi hanya mendapatkan HDL dalam
supernatanya, kandungan kolesterol
ditemukan melalui enzimatik
d.
Trigliserida (TG)
Trigliserida ditentukan melalui ikatan enzimatic dengan lipoprotein
lipase. Reaksi antara 4-aminoantypirine dengan 4- klorofenol dari hasil
hidrogen peroksida melalui katalis peroksidase menghasilkan indikator
quinoneimine.
Reaksi :
(LPL)
TG à gliserol + as. Lemak
(GK)
Gliserol
+ ATP à
gliserol- 3 phospate + ADP
(GPO)
Gliserol-3-
fosfat + O2 à dyhidroxyaceton
phospate + H2O2
(POD)
2 H2O2 +
aminoantypirine + 4-klorofenol à
Quinoneimine + HCl + 4 H2O
2. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan kolesterol
-
Disiapkan 3 tabung serologi
-
Dipipet masing-masing ke dalam tabung.
|
Blangko
|
Sample
|
Standart
|
Sample (serum)
|
-
|
10 mL
|
-
|
Standart
|
-
|
-
|
10 mL
|
Aquadest
|
10 mL
|
-
|
-
|
Reagents
|
1000 mL
|
1000 mL
|
1000 mL
|
-
Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20- 25 0C
atau selama 10 menit pada suhu 37 0C.
-
Dibaca hasil absorbansinya pada alat fotometer.
b. Pemeriksaan LDL
1) Prosedur presipitat
-
Disiapkan tabung serologi
-
Dipipet sampel sebanyak 100 mL
-
Ditambahkan reagen presipitat sebanyak 1000 mL
-
Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan,
kemudian di sentrifugasi selama 20 menit pada kecepatan 2500 rpm.
-
Di Pipet standart & test sesuai dengan kebutuhan untuk pemeriksaan
selanjutnya.
2) Pemeriksaan kolesterol LDL
-
Disiapkan 3 tabung serologi dan dipipet masing-masing ke dalam tabung
:
|
Standart
|
Sample
|
Supernatant
|
-
|
100 mL
|
Standart
|
100 mL
|
-
|
Reagen kolesterol
|
1000 mL
|
1000 mL
|
-
Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selam 10 menit di suhu ruangan atau
5 menit pada suhu 37 0C.
-
Dibaca hasil absorbansinya pada fotometer.
c. Pemeriksaan HDL
1) Prosedur presipitat
-
Disiapkan tabung serologi.
-
Dipipet sampel 200 mL ditambahkan reagen presipitat 500 mL.
-
Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan.
-
Disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
-
Di Pipet standart & test sesuai dengan kebutuhan untuk pemeriksaan
selanjutnya.
2) Pemeriksaan kolesterol HDL
-
Disiapkan 3 tabung serologi dan dipipet masing-masing ke dalam tabung
:
|
Standart
|
Sample
|
Supernatant
|
-
|
100 mL
|
Standart
|
100 mL
|
-
|
Reagen kolesterol
|
1000 mL
|
1000 mL
|
-
Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selam 10 menit di suhu ruangan atau
5 menit pada suhu 37 0C.
-
Dibaca hasil absorbansinya pada fotometer.
d. Pemeriksaan Trigliserida
-
Disiapkan 3 tabung serologi dan dipipet masing-masing ke dalam tabung
:
|
Blangko
|
Sample
|
Standart
|
Sample (serum)
|
-
|
10 mL
|
-
|
Standart
|
-
|
-
|
10 mL
|
Aquadest
|
10 mL
|
-
|
-
|
Reagents
|
1000 mL
|
1000 mL
|
1000 mL
|
-
Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20- 25 0C
atau selama 10 menit pada suhu 37 0C.
-
Dibaca hasil absorbansinya pada alat fotometer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pasca Analitik
1. Interpretasi hasil
a. Kolesterol
Dibolehkan : ≤ 200 mg / dl
Batas resiko tinggi : 200 – 240 mg / dl
Beresiko tinggi : ≥ 240 mg / dl
b. LDL kolesteol
Normal
: ≤ 130 mg / dl
Batas Normal
: 130 – 160 mg / dl
Beresiko Tinggi :
≥ 160 mg / dl
c. HDL kolesterol : ≥ 35 mg / dl
d. Trigliserida
Normal
: ≤ 200 mg / dl
Batas Normal
: 200 – 400 mg / dl
Beresiko Tinggi : ≥ 400 mg / dl
2.
Hasil
a.
Kolesterol
Diket : A. Sampel = 0,7772
A.
Standart = 0,5247
Cont.test = 407,414 mg/dl
Standart =
200 mg/dl
Maka :
= 296,245 mg/dl
b.
HDL
Diket : A. Sampel = 0,7470
A.
Standart = 0,2762
Cont.test = 79, 7416 mg/dl
Standart =
200 mg/dl
HDL disupernatant =
=
540,912 mg/dl
c.
LDL
Diket : A. Sampel = 1, 8930
A.
Standart = 2,4330
Cont.test = 148, 463 mg/dl
Standart =
200 mg/dl
= 155, 610 mg/dl
LDL
Kolesterol = kolesterol total –
kolesterol supernatant
= 2,96,245
mg/dl – 155,610 mg/dl
= 140, 635
mg/ dl
d.
Trigliserida
Diket : A. Sampel = 0,2676
A.
Standart = 0,3269
Cont.test = 128, 071 mg/dl
Standart =
200 mg/dl
=
163,72 mg/dl
4.2 Pembahasan
Penentuan kadar kolesterol dalam darah, kami
menggunakan prinsip Cholesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan
oksidasi. Indikator quinoneimin terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4 – amino
antipyrin dengan adanya phenol dan peroksida. Dari hasil percobaan yang telah
kami lakukan, didapat kadar kolesterol dalam darah sebesar 296, 245 mg/dl.
Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori melebihi normal karena lebih dari
200 mg/dl. Pada kadar kolesterol yang normal, kolesterol dapat larut dalam pelarut
lemak. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat
menyebabkan penyempitan darah karena dinding pembuluh darah makin tebal. Hal
ini mengakibatkan jantung bekerja ekstra keras. Sedangkan bila mengalami
penurunan kadar kolesterol menyebabkan hipertensi, kelaparan dan malabsorbsi (
Adisty, 2012 ).
Pada pemeriksaan HDL kolesterol, sampel yang digunakan
juga serum. Sebelumnya, dibuat supernatan dahulu, yaitu sampel sebanyak 200 µL
ditambahkan dengan reagen HDL 200 µL. Reagen tersebut akan mengendapkan
partikel – partikel lipoprotein selain HDL. Setelah diinkubasi dan
dicentrifuge, supernatan siap untuk digunakan dalam pemeriksaan HDL. Prinsip
dari percobaan ini adalah Kilomikron, VDL ( Very Low Density Lipoprotein ) dan
LDL ( Low Density Lipoprotein ) diendapkan dari penjumlahan phosphotugistic
acid dan magnesium klorida. Setelah supernatan disentrifuge, cairan terdiri
dari sedikit HDL sedangkan kolesterol ditentukan dari proses enzimatis.Kadar
HDL yang didapat oleh kelompok kami adalah 540, 912 mg/dl. Kadar ini
digolongkan dalam keadaan tinggi. Kadar HDL wanita adalah < 50 mg/dl, laki –
laki < 40 mg/dl dan kadar HDL tinggi > 60 mg/dl ( Sunita, 2004 ).
Selain kadar HDL kami juga menghitung kadar LDL dalam
darah. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan kadar LDL adalah dengan
mengurangkan kolesterol total dengan HDL. Selanjutnya pada pemeriksaan LDL
kolesterol diperoleh kadar sebesar 140, 635 mg/dl. Pada pemeriksaan tersebut
kadar LDL angka ini masuk dalam kategori LDL
tinggi karena > 130 mg/dl. Optimal yaitu 100 mg/dl, mendekati optimal yaitu 100 – 129
mg/dl, batas normal tertinggi yaitu 130 – 159 mg/dl, tinggi yaitu 160 – 189
mg/dl.. LDL merupakan kolesterol berkepadatan rendah. LDL merupakan lemak jahat
karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan
perkembangan penutuan-penutupan arteri. LDL mengangkut paling banyak kolesterol
darah maka dapat menyebabkan kolesterol dalam hati. Cara ini untuk menurunkan
LDL adalah dengan :
1.
Memperbanyak makan kacang – kacangan
dan hasil olahannya.
2.
Makin banyak sayur dan buah –
buahan.
3.
Membatasi makanan sumber kolesterol.
4.
Olahraga teratur.
5.
Mengganti minyak kelapa dengan
minyak jagung, minyak biji bunga matahari, olive oil ( Sudirman, 2012 ).
Pada percobaan pengukuran kadar trigliserida sampel
yang digunakan adalah serum juga. Menggunakan prinsip trigliserida ditentukan
setelah hidrolisa enzimatis dengan lipase.
Quinoneimin terbentuk dari hydrogen, amynoan tipiryn dan chlorophenol
dengan katalisator peroxide. Dari hasil percobaan ini didapatkan 163,72 mg/dl.
Angka ini masuk dalam batas normal karena masih kurang dari 200 mg/dl.
Trigliserida yang tinggi dapat disebabkan oleh diet yang tidak seimbang ataupun
kondisi tubuh tertentu. Makanan yang tinggi karbohidrat dan rendah protein atau
terutama apabila jumlahnya berlebihan akan meningkatkan ligogenensis (proses
pembentukan lemak dalam tubuh). Sehingga trigliserida akan meningkat. Berikut
adalah anjuran dari American Heart Associantion yang perlu dilakukan oleh
penderita hipertrigliserida :
1.
Jika berat badan over weight, batasi
asupan kalori.
2.
Ganti konsumsi lemak jenuh dengan
PUFA / MUFA ( misal : margarin cair, minyak zaitun, minyak ikan dan lain – lain
).
3.
Kurangi konsumsi lemak trans, lemak
jenuh dan kolesterol anda.
4.
Kurangi asupan alkohol.
5.
Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
6.
Beraktivitas fisik selama setidaknya
30 menit dalam derajat sedang.
7.
Kendalikan
tekanan darah dan hindari rokok ( Sudirman, 2012 ).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi dari pemeriksaan profil lipid
ini didapatkan hasil kadar kolesterol sebesar 296, 245 mg/dl (berisiko tinggi),
kadar LDL kolesterol sebesar 140, 635 mg/dl (kategori berisiko tinggi), kadar
HDL sebesar 540, 912 mg/dl (kategori tinggi), dan kadar trigliserida sebesar
163, 72 mg/dl (kategori bebas berisiko tinggi).
5.2 Saran
Praktikan
diharapkan memakai pelindung diri yang lengkap, lebih teliti dalam praktikum
terutama dalam penggunaan mikropipet dan perhitungan kadar, serta praktikan
harus melakukan praktikum sesuai prosedur kit yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita . 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta : Gramedia
Anggraeni,
Adisty Cyntia. 2012. Asuhan Gizi
Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ganong,
WF. 1994. Fisiologi Kedokteran Edisi 14.
Jakarta : EGC
Kimball,
John W. 1983. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Lehninger,
Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Nogrady, Thomas. 1992. Kimia
Medisinal Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB
Sediaotama.
2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan
Profesi. Yogyakarta: Alfabeta
Sudirman.
2012. Pemeriksaan Laboratorium.
Makassar : http://www.Analisis_kesehatan_unit_makassar.com . diakses
tanggal 20 oktober 2015
Villee, Claude A. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga
Winarno, FG. 2008. Kimia
Pangan dan Gizi Edizi terbaru. Bogor : M.Brio Press
LAMPIRAN
1.
Standart Kolesterol Total
2.
Sampel Kolesterol