EVALUASI
TABLET
1.
PENGUJIAN MUTU PRODUK JADI
1. KESERAGAMAN
BOBOT TABLET
ALAT :Neracaanalitik
PROSEDUR : a. Disiapkan 20 tablet paracetamol
b. Ditimbangsatu per satu tablet
padaneracaanalitik
c. Dicatathasil yang diperolehdandihitung
rata-rata
d.
Persyaratan 2 tablet tidakboleh>berat rata-rata yang ditentukanpadakolom A
Bobot
tablet yang direncanakan : 800 mg
Rentangbobot : ± 5% (0,663-0,733mg)
NO.
|
BOBOT TABLET (g)
|
NO.
|
BOBOT TABLET (g)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
0,715 g
0,622 g
0,648 g
0,609 g
0,656 g
0,604 g
0,628 g
0,711 g
0,749 g
0,699 g
|
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
|
0,713 g
0,736 g
0,687 g
0,594 g
0,652 g
0,660 g
0,599 g
0,684 g
0,684 g
0,612 g
|
Bobot
tablet rata-rata : 13,961 g : 20 tab =
0,698 g
Kesimpulan :Jadi, pada uji keseragaman bobot ini dinyatakan baik.
Karena tidak lebihdari
2 tablet melebihi bobot
rata-rata.
Pembahasan :
pada uji keseragaman bobot ini sangat berhubungan dengan baik atau tidaknya
dari kecepatan alir pada proses pembuatan tablet. Pada pembuatan formula
pembuatan tablet ini digunakan Mg.Stearat 1% dan Talkum 3% sebagai lubrikan dan
glidan, sehingga pada saat uji sifat alir didapatkan hasil sifat alir yang
tepat dan baik antara kombinasi 2 bahan tersebut. Karena dengan kecepatan alir
yang sesuai atau baik maka akan mempengaruhi dari sifat alir dari tablet pada
saat pencetakan dan akan menghasilkan bobot tablet yang seragam satu sama lain.
2. KESERAGAMAN
UKURAN TABLET
ALAT :Jangkasorong
PROSEDUR : a. Disiapkan 10 tablet
b. Diukursatu per satu diameter danketebalan
tablet
c. Dicatathasil yang diperoleh
NO.
|
DIAMETER (mm)
|
TEBAL (mm)
|
D/T
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
|
0,635
0,635
0,635
0,632
0,655
0,635
0,625
0,660
0,635
0,635
|
1,92
1,92
1,92
1,93
1,86
1,92
1,95
1,85
1,92
1,92
|
Rata-rata :Diameter : 1,22
Tebal :
0,3191
Persyaratan :garistengah tablet (diameter)
tidaklebih dari3 kali tebal tablet, dantidakkurangdari 1 1/3 kali tebal tablet.
Kesimpulan :Jadi tablet
dikatakanukurannyaseragam.
Pembahasan :
pada uji keseragaman ukuran ini, dinyatakan bahwa keseragaman ukurannya sudah
tepat. Hal ini terjadi karena, jika pada keseragam bobot dari 1 tablet dengan
tablet yang lain menghasilkan bobot yang seragam, maka secara otomatis akan
berpengaruh dengan keseragam ukuran yang sesuai juga. Pada proses pencetakan,
dengan sifat alir yang baik dan ketepatan pencetakan yang sesuai maka akan
menghasilkan bobot dan ukuran yang sama.
3. WAKTU
HANCUR TABLET
ALAT : Disintegrator
PROSEDUR : - memasukkan aquadest kedalam alat
disintegrator sampai tanda batas.
-
Memasukkan aquadest kedalam beackerglass
ukuran 1 liter sebanyak 900 ml
-
Menyalakan alat disintegrator.
-
Mengatur suhu pada 37,2 C
-
Masukkan 6 tablet yang akan diuji pada
masing-masing keranjang, disusul satu cakram penuntun pada tiap tabung.
-
Setelah suhunya mencapai 37,5C,
keranjang dimasukkan kedalam beackerglass yang berisikan aquadest dengan suhu
37,2 C .
-
Mengatur waktu selama 15 menit, setelah
itu menekan tombol stire.
-
Diamati yang terjadi, bila dalam waktu
15 menit tidak hancur, maka waktu ditambah lagi 15 menit.
-
Diangkat keranjang dan diamtai semua
tablet à
semua tablet harus hancur sempurna.
-
Pengujian dilakukan sebanyak 3x yaitu 18
tablet.
NO.
|
Waktu Hancur (detik)
|
1.
2.
3.
|
Tidak
Hancur
Tidak
Hancur
Tidak
Hancur
|
Rata-rata :
Persyaratan : dalam 18 tablet, tidak boleh lebih dari
2 tablet yang tidak hancur.
Kesimpulan : jadi pada praktikum uji waktu hancur
tablet, diperoleh hasil bahwa tablet tidak bisa hancur dalam waktu 30 menit
pada suhu 37,2 C , Sehingga waktu hancur tablet ini sangat jelek.
Pembahasan
: Pada praktikkum uji waktu hancur tablet, didapatkan hasil bahwa waktu hancur
tablet sangat jelek. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain,
tekanan yang terlalu tinggi pada saat proses pencetakan tablet yang
mengakibatkan penuruna porositas. Hal ini menyebabkan penurunan daya serap
granul terhadap cairan melalui pori-pori tablet, sehingga memperpanjang waktu
hancur.
4. KEKERASAN
TABLET
ALAT : Hardness tester
PROSEDUR : a. Disiapkan 10 tablet paracetamol
b. Diletakkan satu tablet kedalam hardness
tester
c. Nyalakan hardness tester
d. Catat skala yang muncul
e. Lakukan percobaan tersebut pada seluruh
tablet
f. Konversikan hasil (Newton) kesatuankp
g. Catat hasil dan hitung rata-rata
NO.
|
KEKERASAN (kg)
|
NO.
|
KEKERASAN (kg)
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
38 N = 3,87 kp
82 N = 8,36 kp
57 N = 5,81 kp
30 N = 3,06 kp
56 N = 5,71 kp
|
6.
7.
8.
9.
10.
|
74 N = 7,55 kp
79 N = 8,06
kp
66 N = 6,73 kp
70 N = 7, 14 kp
73 N = 7,44 kp
|
Rata-rata : 63,73 : 10 = 6,373
Persyaratan : 7-12 kp
Kesimpulan :Jadiujikekerasanpada tablet menunjukkanbahwa
tablet memiliki
sifat
kekerasan yang buruk. Karena hasil menunjukkan kurangdari 7-12 kp.
Pembahasan :
pada praktikum uji kekerasan tablet yang menggunakan alat harrdness tester,
dihasilkan sifat kekerasan tablet yang buruk. Hal ini terjadi karena pada
formula tablet, bahan pengikat yang digunakan kurang, sehingga tablet pada uji
kekerasan memiliki sifat kekerasan yang buruk. Tablet ini, jika dilihat dari
bahan aktif (paracetamol) yang memiliki kompaktibilitas jelek membutuhkan lebih
banyak pengikat dalam pembuatannya. Semakin banyak bahan pengikat yang
ditambahkan maka akan semakin memperbaiki kompaktibiltas dari bahan aktif
tersebut, sehingga akan menghasilkan tablet yang keras. Dan sebaliknya, jika
semakin kecil jumlah bahan pengikat yang ditambahkan, maka tablet yang
terbentuk akan memiliki sifat kekerasan yang semakin buruk
5. KERAPUHAN
TABLET
ALAT : Friabilator
PROSEDUR : a.Disiapkan 10 tablet, dibagi menjadi2 kelompok tablet.
b. Masing-masing tablet dibersihkan dg
hati-hati.
c. 5 tablet dimasukkan friablliator bagian kanan,
dan 5 tablet lainnya dimasukkan pada friabilatorbagian kiri.
d. Jalankanalat dg kecepatan 25 rpm selama 4
menit.
e. Keluarkan tablet darialatdanbersihkan.
f. Timbanglagi tablet tersebut.
g. Hitung prosentase kehilangan bobotnya.
NO.
|
Bobotawal
(g)
|
Bobotakhir
(g)
|
Kerapuhan
(%)
|
1.
|
6,946
g
|
6,599
g
|
(6,946-6,599)
: 6,946 x 100% = 4,99 %
|
Rata-rata : 4,99 %
Persyaratan :≤ 0,5% - 1 %
Kesimpulan :Jadi, pada uji kerapuhan
pada tablet, tablet
dinyatakan memiliki kerapuhan yang tinggi. Karena hasil perhitungan prosentase kerapuhan
melebihi 0,1 %.
pembahasan :
pada praktikum uji kerapuhan menggunakan fliabilator ini, didapatkan hasil bahwa tablet
paracetamol ini memiliki kerapuhan yang tinggi yaitu 4,99 %. Hal ini terjadi
karena pada formula tabletnya terlalu banyak menggunakan bahan disentregan
yaitu amprotab
atau amylum
manihot. Sedangkan untuk bahan
pengisi juga menggunakan amylum oryzae. Amylum oryzae sendiri berfungsi sebagai bahan pengisi dan bahan
disentregan, sehingga bila pada penambahan disentregan terlalu banyak dan
menggunakan bahan pengisi amylum juga, aan berpengaruh terhadap uji kerapuhan
tablet. Semakin banyak disentregan yang ditambahkan maka akan semakin membuat
tablet tersebut mempunyai sifat kerapuhan yang tinggi. Kerapuhan dari tablet
sangat berhubungan dengan kekerasan tablet, artinya pada pembuatan tablet,
untuk formula bahan pengikat dan bahan penghancur harus sesuai juga. Semakin
keras tablet yang dihasilkan maka semakin kecil sifat kerapuhan dari tablet
tersebut.
6.
KESERAGAMAN KANDUNGAN
PERSYARATAN :
ALAT :
PROSEDUR :
7.
UJI DISOLUSI
PERSYARATAN :
ALAT :
dissolution tester
PROSEDUR :
- mengisi aquadest dalam dissolution tester
-
Mengisi aquadest dalam tabung sebanyak
900 ml.
-
Menyalakan dissolution tester
-
Mengatur suhu 37,5 C.
-
Setelah suhu mencapai 37,5 C, masukkan
tablet yang akan diuji kedalam tabung yang berisi aquadest 900 ml.
-
Kemudian mengatur waktunya selama 30
menit dan menentukan kecepatan mengaduk sebanyak 50 rpm.
-
Menyalakan tombol run dan stirrer
kemudian diamati.
-
Setiap 10 menit, ambil sampling sebanyak
5ml, dan mengganti sampling yang diambil tadi dengan aquadest sebanyak 5 ml
kedalam tabung agar volumenya tetap 900 ml.
-
Diuji sampling yang diambil menggunakan
spektrofotometer untuk mengetahui kadar dari tablet tersebut.
II. PEMBAHASAN
1. Uji
kekerasan tablet sangat jelek, hal ini terjadi karena pada formula tablet,
bahan pengikat yang digunakan sangat kurang jika dilihat dari kompaktibilitas
bahan aktifnya yang jelek
sehingga
ketika bahan pengikat yang digunakan kurang, maka
III. KESIMPULAN
Kediri,
………………….
BagianPengawasanMutu
No.
|
NAMA
|
T.T.
|
1.
|
|
1.
|
2.
|
|
2.
|
3.
|
|
3.
|
4.
|
|
4.
|
5.
|
|
5.
|
6.
|
|
6.
|
7.
|
|
7.
|
8.
|
|
8.
|
9.
|
|
9.
|
10.
|
|
10.
|
11.
|
|
11.
|
12.
|
|
12.
|
No comments:
Post a Comment