SKRINING RESEP
Skrining
Resep, meliputi:
· Pemeriksaan kelengkapan resep.
· Keabsahan.
· Tinjauan kerasionalan obat.
Keterangan :
Pemeriksaan kelengkapan Resep,
meliputi : Nama, alamat, dan nomor ijin praktek dokter (SIP), tempat dan
tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat
dan jumlahnya, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter.
Kerasionalan Obat meliputi : Pemeriksaan dosis, frekuensi
pemberian obat, adanya polifarmasi, interaksi obat, karakteristik penderita
atau kondisi penyakit yang menyebabkan pasien menjadi kontra indikasi dengan
obat yang diberikan.
Definisi :
Skrining Resep adalah hasil
evaluasi dengan cara membandingkan literatur dan ketentuan yang telah
ditetapakan terhadap Resep dokter untuk mengetahui, menentukan dan
memastikan kelengkapan Resep dan
kerasionalan Resep ( termasuk dosis ) yang diberikan oleh dokter kepada pasiennya melalui farmasis agar menjamin
ketepatan dan keamanan serta memaksimalkan tujuan terapi.
Contoh Skrining Resep :
Resep I : R/ Supramox 500 mg no.XII
S.3 dd 1
R/ Paracetamol no.X
S.3 dd 1
R/
CTM no.X
S.3 dd 1
Resep II : R/ Amoxyllin 500 mg no. XII
S.3 dd 1
R/ Proneuron 500 mg no. VI
S. 3 dd 1
Skrining
Resep I :
“Kelengkapan Resep”.
Nama dokter : Drg.S. Lukito
Alamat : Jl. Mahoni 892
Plamongan Indah Semarang Telp:6717639 {Prak.Rumah}
RS. Dr. Amino
Gondohutomo Jl. Brigjen Sudiarto No. 347 Semarang
Nomor Ijin : SIP. NO. 380 / KANDEP
/ IZIN / DG. S. 51 / VII / 1999
Tempat dan Tanggal Resep : Semarang, 26 Febuari 2009
Tanda resep pada pada bagian kiri
untuk tiap penulisan resep → R/
Nama Obat dan Jumlahnya : Supramox 500mg XII
Paracetamol X
CTM X
Aturan Pakai : Supramox ( S.3.dd 1 )
Paracetamol ( S.3.dd 1 )
CTM ( S.3.dd 1 )
Nama Pasien : Ny. Siti Nurkhasanah
Tanda tangan atau paraf dokter sudah tercantum dalam resep.
“Kerasionalan Obat”
Pemeriksaan dosis:
Supramox dalam MIMS Edisi VII ( hal 208 ).
Komposisi : Amoxicillin trihydrat.
Dosis : Dewasa à 250 – 500 mg 3 – 4x/hari.
Anak à < 20 kg
20 – 40 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.
Indikasi : Pengobatan pada infeksi pernapasan dan ISK ( Infeksi Saluran
Kemih ) karena mikroorganisme yang sensitif terhadap Amoxicillin.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap penicilin.
ESO : gangguan Gastro Intestinal, reaksi alergi, anafilaksis, superinfeksi.
IO : waktu paroh diperpanjang dengan Probenesid, insiden ruam kulit
meningkat dengan Alopurinol, efek menurun dengan kontrasepsi oral.
PCT dalam MIMS Edisi VII ( hal 106 ).
Komposisi : Paracetamol.
Dosis : Dewasa à 250 – 500 mg/ tablet 1 – 2 tablet 3 – 4x/hari.
Anak à 6 – 12
tahun ½ - 1 tablet tiap 4 – 6 jam.
2 – 5 tahun ¼ - ½ tablet tiap 4 – 6 jam.
Indikasi : Menghilangkan demam dan nyeri.
Kontra Indikasi : Penyakit hati dan ginjal.
ESO : Reaksi hematologi, mual, muntah, nekrosis tubulus ginjal, hiperglikemia
dan hipoglikemia.
IO : antikoagulan, antihipertensi, aminopirin, vasopresin.
CTM dalam MIMS Edisi VII ( hal 366 ).
Komposisi : Chlorpheniramine maleat.
Dosis : Dewasa à 4 mg/
tablet ½ - 1 tablet 3 – 4x/hari.
Anak à 7 – 12 tahun ½ dosis dawasa. 3 – 4x/hari.
Indikasi : Pengobatan gejala alergi, seperti bersin – bersin, urtikaria,
eksim, dermatitis, edema angioneurotik, serum
sickness, asma bronkial dan reaksi alergi lainnya.
Kontra Indikasi : Epilepsi, Infeksi saluran napas bawa, bayi baru lahir
atau bayi prematur.
ESO : Mengantuk, kelelahan, mual, pusing, mulut kering, palpitasi, tremor,
gangguan GI.
IO : Alkohol, obat penekan SSP, antikolinergik.
Evaluasi dosis :
·
Supramox ( mengandung amoxicillin 500 mg/ tablet 3 – 4
x/hari ).
D1 x = 500 mg
D1 hari = 3 x 500 mg = 1500 mg
Ket = tepat dosis.
·
PCT ( 500 mg/ tablet 3 – 4 x/hari ).
D1 x = 500 mg
D1 hari = 3 x 500 mg = 1500 mg
Ket = tapat dosis.
·
CTM ( 4 mg/ tablet 3 – 4 x/hari ).
D1x = 4 mg
D1 hari = 3 x 4 mg = 12 mg
Ket = tepat dosis.
Kesimpulan :
Resep diatas memenuhi kriteria kelengkapan Resep, kaebsahan dan
kerasionalan obat.
Skining Resep II :
“Kelengkapan Resep”.
Nama Dokter : Drg. Edi Sumarwanto.
Alamat : ( praktek rumah ) Jl.
Tlogosari Raya I/ 64 J, Telepon. ( 024 )
6700920. Semarang
Nomor Ijin : SIP : 90/Kandep/Ijin/DG. 5.5/X/1989.
Tempat dan tanggal penulisan Resep : Semarang, 06 januari 2004.
Tanda Resep pada bagian kiri untuk tiap kali penulisan Resep à R/
Nama Obat dan Jumlahnya : Amoxyllin
500 mg XII
Proneuron 500 mg VI
Aturan pakai : ( Amoxyllin ) S. 3 dd 1
( Proneuron )
S. 3 dd 1
Nama pasien : Tn. Hengky
Tanda tangan atau paraf dokter sudah tercantum dalam Resep.
“Kerasionalan Obat”.
Amoxyllin dalam MIMS
Edisi VII ( hal 200 ).
Komposisi : Amoxicillin.
Dosis : Dewasa à 250 – 500
mg tiap 8 jam ( 3x/hari ).
Anak à 20 mg/kg BB/ hari terbagi dalam 8 jam ( 3x/hari ).
Indiaksi : Infeksi saluran napas, saluran genito – urinaria, kulit dan
jaringan lunak yang disebabkan organism Gram ( + ) dan ( - ) yang peka terhadap
obat ini.
Kontra Indikasi : hipersensitivitas terhadap penicillin, gangguan ginjal,
leukemia limfatik, superinfeksi.
ESO : reaksi hipersensitivitas,
gangguan GI.
IO : Probenesid memperpanjang waktu paroh Amoxicillin, Alopurinol
meningkatkan insiden kemerahan pada kulit atau ruam kulit, menurunkan
efektifitas dari kontrasepsi oral.
Proneuron dalam MIMS
Edisi VII ( hal 107 ).
Komposisi : Metamizole Na. 500 mg, diazepam 2 mg.
Dosis : Dewasa à 1 – 2
kapsul 3 – 4 x/hari.
Anak à ½ kapsul 3 x/ hari.
Indikasi : sakit gigi, reuritisme muskular, skiatika, lumbago, fibrositis,
neuralgia.
Kontra Indikasi : psikosis berat, cenderung terjadi pendarahan, porfiria,
glaukoma sudut sempit.
ESO : reaksi alergi, pendarahan GI, agranulositosis, mengantuk, amnesia,
hipotensi, depresi pernapasan.
IO : Alkohol, depresan SSP, levodopa, Beta blocker. Klorpromazin.
Antalgin SOHO dalam MIMS Edisi VII ( hal 98).
Komposisi : Mitamizole Na. 500 mg
Dosis : Dewasa à 1 - 2
tablet/ kapsul 3 – 4 x/ hari.
Indikasi : neuralgia, sakit kepala, skiatika, nyeri kolik, pasca operasi
dan berbagai nyeri.
Kontra Indikasi : Perdarahan, porfiria, hamil, laktasi, bayi < 3 bln
atau bayi dengan BB < 5 kg.
ESO : agranulositosis, reaksi alergi, perdarahan GI.
IO : Klorpromazin.
Diazepam dalam MIMS
Edisi VII ( hal 98 ).
Komposisi : Diazepam 1 - 2 mg/ tablet.
Dosis : Dewasa à 1 kapsul 3
x/ hari.
Anak à ½ kapsul 3 x/ hari.
Indikasi : Sakit kepala psikis, nyeri saraf, nyeri pinggang, reumatik,
kolik empedu, dan ginjal, nyeri otot dan sendi.
Kontra Indikasi : Psikosis berat, kecenderungan berdarah, porfiria,
hipersensitif terhadap golongan pirazolon.
ESO : mengantuk, pusing, amnesia, gangguan penglihatan, hipotensi,
ketergantungan, agranulositosis, reaksi alergi.
IO : Depresan SSP, alkohol, Klorpromazin, Simetidin.
Evaluasi dosis :
·
Amoxillin ( mengandung amoxicillin
500 mg/ tablet 3 x/ hari ).
D1 x = 500 mg
D1 hari = 3 x 500 mg = 1500 mg
Ket = tepat dosis.
·
Mitamizole Na.
D1 x = 500 mg
D1 hari = 3 x 500 mg = 1500 mg
Ket = tepat dosis.
·
Diazepam ( 2 mg/ tablet 3 – 4 x/ hari ).
·
D1 x = 2 mg
D1 hari = 3 x 2 mg = 6 mg
Ket = tepat dosis.
Kesimpulan : Resep diatas telah
memenuhi kriteria kelengkapan Resep, keabsahan dan kerasionalan Obat.
Resep III
R/ Rhelafen syr I fls
Bila panas I Cth
R/ Xiltrop 200mg
Nalgestan 1/3 tab
Mucopect 10mg
Luminal 7,5mg
m.f pulv dtd no.XV
S.3.dd I pulv
Pro : Ekbal
Umur : 7 tahun ( misal )
Alamat : Albisia 21
“Kelengkapan Resep”
1. Nama
dokter : Dr. Agus Priyatno Sp.An
2. Alamat
dokter : Jl. Sinar Rembulan 149 Sinar Waluyo Semarang {Rumah}
Apotik Dadi
Sehat Jl. Kelapa Gading Raya 286 Plamongan Indah
{Praktek}
3. Nomor ijin
dokter : -
4. Tempat dan
Tanggal Resep : Semarang, 8 Januari 2004
5. Tanda resep
pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep → R\
6. Nama obat
dan jumlahnya : Rhelafen 1 fls
Xiltrop 200mg
Nalgestan 1/3 tab
Mucopect 10mg
Luminal 7,5mg
7. Aturan pakai
: Rhelafen → bila panas I Cth
Xiltrop, Nalgestan, Mucopect,
Luminal → S.3.dd I pulv
8. Nama pasien : Ekbal
9. Tanda tangan
atau Paraf Dokter sudah ada dalam resep
“Kerasionalan Resep”
1. Pemeriksaan
Dosis
“Rhelafen” MIMS edisi VII hal. 108
Komposisi : Ibuprofen
Dosis : Anak 1-2 th ½ sdt, 3-7
th 1sdt, > 7 th 2 sdt
Indikasi : menurunkan demam
dan meringankan gejala nyeri ringan-sedang
seperti sakit gigi, cabut gigi, nyeri pasca operasi, penyakit reumatik
Kontraindikasi : penderita
ulkus peptikum berat dan aktif, hipersensitif, hamil trimester akhir
ESO : mual, muntah, gangguan
pencernaan, diare, nyeri lambung dan ruam kulit.
“Xiltrop” MIMS edisi VII hal. 210
Komposisi : Amoxicillin
Trihydrate
Dosis : dewasa dan anak >
20kg 750-1500mg/kg BB/hr dalam dosis terbagi, tiap 8jam. Anak < 20kg
20-40mg/kg BB/hr dalam dosis terbagi, tiap 8jam.
Indikasi : infeksi karena
organisme yang peka terhadap amoxicillin seperti: infeksi saluran nafas,
bronkitis akut dan kronik.
Kontraindikasi : hipersensitif
terhadap penisilin, bayi baru lahir dari ibu yang hipersensitif terhadap
penisilin. Meningitis atau infeksi tulang dan gigi.
ESO : reaksi hipersensitif
seperti urtikaria, ruam kulit, angioedema, pruritus.
IO : kontrasepsi oral, atenolol.
Dengan allopurinol: ruam kulit. Antimikroba bakteriostatik (kloramfenikol,
tetrasiklin, eritromisin, sulfonamid) mengganggu efek bakterisidal amoksisilin.
Dengan probenecid: menurunkan sekresi obat dari ginjal.
“Nalgestan” MIMS edisi VII hal. 89
Komposisi : Phenylpropanolamin
HCl 15mg, chlorpheniramine maleate 2mg
Dosis : 1 tablet 3-4x/hr
Dosis (ISO hal: 333) → 3-4x
sehari: dewasa 1 tablet, anak 6-12th ½ tablet
Indikasi : vasokontriktor dan
antihistamin pada hidung tersumbat, salesma, bersin-bersin, masuk angin,
sinusitis, rinitis alergi.
Kontra indikasi :
Hipertiroidisme, hipertensi, penyakit jantung, glaukoma sudut tertutup,
penyakit saluran nafas bawah, bayi baru lahir atau prematur.
ESO : gangguan
Gastrointestinal, susah kencing, kelemahan otot, tremor, hipotensi, penglihatan
kabur, mulut kering, dada terasa sesak, anoreksia.
IO : alkohol meningkatkan rasa
kantuk bila diberikan bersama CTM
“Mucopect” MIMS edisi VII hal. 89
Komposisi : Ambroxol HCl
30mg/tablet
Dosis : dewasa 1 tablet 3x/hr,
dapat ditingkatkan 2 tablet 2x/hr
Dosis (ISO hal: 308) → dewasa
dan anak diatas 10th 3xsehari 1tablet, anak 5-10th 3x sehari ½ tablet, anak
dibawah 2th 2x sehari 2,5ml.
Indikasi : terapi sekretolitik
pada penyakit bronkopumonal akutdan kronik yang berhubungan dengan sekresi
mukus abnormal dan gangguan transportasi mukus.
Kontraindikasi :
hipersensitivitas
ESO : reaksi alergi, efek
gastrointestinal ringan.
IO : amoxicillin, Eritromisin,
Doksisiklin
“Luminal” MIMS edisi VII hal.
59
Komposisi : dalam Bellaphen
berisi Phenobarbital 20 mg, Belladona alkaloid 0,1 mg, Ergometrin tartrat 0,3
mg.
Dosis : 1 – 2 tablet 3 x/
hari.
Indikasi : sakit kepala,
migrain, mual, vertigo, nyeri haid, gangguan usus.
Kontra Indikasi : kerusakan
hati dan ginjal, pembesaran prostat, glaukoma, hipertensi berat, penyakit
pembuluh darah perifer, penyakit jantung iskhemik.
ESO : mulut kering, nyeri otot, depresi
pernapasan, sedasi, kemerahan pada kulit, gangguan GI.
IO : meningkatkan efek
muskarinik : amantadin dan fenotiazid. Aktivitas menurun dengan karbamazepin,
kumarin, antikoagulan, teofilin, metronidazole.
2. Frekuensi
Pemberian
· Untuk pemberian Rhelafen
Dosis dan pemberian sudah sesuai
dengan yang ditetapkan yaitu satu sendok teh yang berisi 100mg tiap 5ml untuk
anak umur 7th. Jadi obat tersebut Tepat Dose.
· Untuk pemberian Xiltrop
Dosis dan pemberian sudah
sesuai dengan yang ditetapkan yaitu > 20kg 750-1500mg/kg BB/hr dalam dosis
terbagi 8jam, sedangkan didalam resep tercantum 200mg untuk 15 bungkus dan
terbagi 8jam. Jadi obat tersebut Sub Dose.
· Untuk pemberian Nalgestan
Pemberian nalgestan pada anak
di ISO disebutkan 3-4x sehari 6-12th ½ tablet. Pada resep diberikan 1/3 tablet , jadi obat tersebut Sub Dose.
· Untuk pemberian Mucopect
Pemberian mucopect pada anak
7th di ISO disebutkan 5-10th 3x sehari ½ tablet. Dan 1tablet mucopect berisi
Ambroksol HCl 30mg/tablet. Jadi ½ tablet itu mengandung 15mg ambroksol HCl.
Pada resep diberikan 10mg tiap bunkusnya. Jadi obat tersebut Sub Dose.
· Untuk pemberian Luminal
Pemberian Luminal pada anak
dalam MIMS disebutkan 20 mg/ tablet 3x / hari. Sedangkan pada resep diberikan
Luminal 7,5 mg. Jadi obat tersebut Sub Dose.
3. Adanya
polifarmasi
4. Interaksi
Obat
Ada interaksi obat antara
Mucopect yang berisi ambroksol dengan Xiltrop yang berisi amoxicillin.
5. Karakteristik
penderita atau kodisi penyakit yang menyebabkan pasien menjadi kontraidikasi dengan
obat yang diberikan.
Penderita disini tidak
mempunyai riwayat penyakit seperti resisten tehadap antibiotik. Sehingga tidak
ada masalah dengan pemberian antibiotik.
Daftar Pustaka :
Anonim. 2008. MIMS Petunjuk
Konsultasi Edisi VII. PT. InfoMaster Lisensi CMPMedica : Jakarta.
Anonim. 2006. ISO Volume 41. PT.
Anem Kosong Anem ( AKA ):
Jakarta.
v
No comments:
Post a Comment