ALASAN PEMILIHAN BAHAN
1.
Alpha tocoferol
Fungsinya : Sebagai
antioksidan Alasan penambahan : Digunakan tocoferol sebagai antioksidan karena
tocoferol mempunyai kemampuan untuk mencegah oksidasi dari lemak dan minyak
yang dapat menyebabkan bau tengik pada sediaan dan tocoferol juga dapat
berfungsi sebagai vitamin E, sehingga dapat menambah asupan vitamin.
2.
Asam benzoate
Fungsinya : Sebagai pengawet
Alasan penambahan : Digunakan asam benzoate sebagai pengawet karena baik
untuk penggunaan oral dan tidak OOT
dengan bahan lain
3.
Asam sitrat
Fungsinya : Sebagai penambah
rasa Alasan penambahan: Dapat memberikan sensasi asam pada sediaan sehingga
rasa tidak enak pada minyak ikan dapat ditutupi oleh asam sitrat dan memberikan
sensasi rasa jeruk
Menurut
EXP hal. 140-141
Asam sitrat digunakan sebagai penambah rasa karena
asam tart monohidrat. Asam sitrat juga digunakan sebagai agen sugestering dan
anti oksidan sinergis itu adalah komponen sitrat antikoagulat.
- Menurut Ansel hal. 32
Asam sitrat digunakan sebagai sumber
perencah dan rasa pahit.
- Menurut Martindale hal. 559
Asam hidrat / asam sitrat monohidrat
digunakan sebagai untuk meningkatkan efek anti oksidan.
- Menurut www.unhas .co.id
Asam sitrat digunakan sebagai bahan
pengasam. Asam sitrat menurunkan pH medium, menstabilkan warna, memberikan
flavor (rasa) tertentu mengikat logam Fe dan Mg dan menghambat pertumbuhan
mikroba.
- Menurut RPS 18th hal. 132.
Kelarutan 1 gram dalam air 0,5 mg alcohol
atau sekitar 300 ml eter larut dalam etanol bebas menggunakan dalam
antikoagulan sitrat preparation dari solusi dekstrose antikoagulan sitrat,
phosphate, sitrat, antikoagulan.
4.
BHT
Kegunaan : hydroxytoluene Butylated
digunakan sebagai antioksidan di dalam kosmetika, makanan, dan obat-obat dalam
farmasi. Yang sebagian besar digunakan untuk penundaan atau mencegah ketengikan
oksidatif lemak-lemak dan minyak dan untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin
pada minyak yang terlarut.
5.
Gliserin
Fungsinya : Sebagai
stabilisator emulsi dan kosolven Alasan penambahan: Digunakan gliserin dalam
formulasi karena gliserin memiliki multi fungsi selain sebagai stabilisator
emulsi, gliserin juga dapat berfungsi sebagai pengawet, pemanis, dan juga dapat
meningkatkan viskositas
6. Nipagin
Nipagin (pengawet fase air) dipilih dalam
formulasi ini karena nipagin meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah
timbulnya kontaminasi mikroorganisme .Penggunaan aquades dalam sediaan emulsi
menyebabkan sediaan bersifat menjadi
basa sehingga memicu tumbuhnya bakteri
sehingga nipagin disini berfungi sebagai pengawet dan antioksidan.
7. Nipasol
Nipasol( pengawet fase minyak) dipilih karena sebagai bahan pengawet bila
dikombinasikan dengan nipagin akan memberikan fungsi sebagi anti mikroba yang
optimal.
8.
Pasta orange
Fungsinya : zat pewarna
9.
PGA
Fungsinya : Sebagai emulgator
dengan konsentrasi 10-20 % Alasan penambahan: Dipilih gom arab, karena memiliki
daya sebagai emulgator yang baik
sehingga dapat menghasilkan emulsi yang baik, serta viskositas yang dihasilkan
cukup tinggi
10.
Sirupus simplex
Fungsinya : Sebagai pemanis
Alasan penambahan: Digunakan
untuk menutupi rasa tidak enak dari zat aktif serta untuk meningkatkan
penerimaan konsumen. Penambahan sirupus simplex juga dapat menaikkan viskositas
dari sediaan
11.
Sukrosa
- Menurut Ansel hal. 328
Sukrosa adalah gula yang paling sering
digunakan dalam sirup-sirup walaupun dalam keaadan khusus dapat diganti
sirup-sirup walaupun seluruhnya atau sebagian dengan gula-gula lainnya seperti
dextrose, atau bukan seperti gliserin, sorbitol dan propilenglikol.
- Menurut OOP hal. 833
Sukrosa (sakarosa – gula putih) terdiri dari
1 mol fruktosa laktosa (gula susu) 1 glukosa dan maltosa (gula malt) 2 molekul
glukosa dalam usus. Zat ini dihidrolisa oleh enzim menjadi monosakarida.
- Menurut EXP
Sukrosa digunakan dalam formulasi farmasi.
Sukrosa sirup mengandung 50-67 % w/w sukrosa sirup digunakan sebagai kendaraan
dalam bentuk sediaan cairan oral untuk meningkatkan viskositas.
- Menurut R. Voight hal. 392
Kandungan sirup yang tercantum dalam FI
adalah 60, 65% akan tetapi umumnya diantara 60 dan 65%, hal ini berkaitan
dengan daya tahan sediaannya larutan gula yang jenuh (kira-kira 60%) tidak
memungkinkan pembentuk jarum oleh karena larutan berkonsentrasi tinggi air yang
diperlukan bagi perkembangbiakan mikro organisme akan hidup melalui proses
osmosis.
- Menurut RPS 18th hal. 1298
Persiapan komersial dari tebu. Tebu adalah
satu-satunya sumber. Tetapi saat ini akan beta vulgaris digunakan sebagian
besar di eropa digunakan terutama untuk memberikan viskositas dan konsentrasi
cairan. Kelarutannya : 1 gr dalam 0,5 ml air. 170 ml dalam alcohol atau lebih
baik sedikit 0,2 ml dalam air panas, tidak larut dalam kloroform.
12.
Talkum
- Menurut R. Voight hal. 115
Talk adalah mg.hidroksi alam yang terasa
seperti lemak. Talk netral secara kimia, tidak larut dalam air dan asam sebagai
komponen utama bubuk. Talk memiliki daya mengalir dan lekat baik, penambahan
talk mampu memperbaiki daya mengalir basis lainnya.
- Menurut EXP hal. 555
Talk adalah zat tambahan yang digunakan
untuk memodifikasi cairan dan juga digunakan terutama untuk itu adalah
property, pelumas, kosmetik dan produk makanan.
- Menurut RPS 18th hal.1327
Bila digunakan sebagai media filtrasi yang
mengklasifikasi bentuk bubuk kasar lebih disukai dari pada dibagian,
meminimalkan pori-pori kertas filter untuk tujuan ini mungkin digunakan untuk
semua kelas tanpa persiapan bahaya resistensi absorbsi atau prinsip-prinsip
aktif.
13.
Tinctur Kulit Jeruk
- Menurut RPS 18th hal.1296
Pembuatan kulit jeruk secara bertahap
ditambahkan 400 ml dan air murni kemudian disaring kembali bagian pertama
filtrate ad menjadi jelas dan mencuci mortar dan filter dengan air yang cukup
untuk membuat filtrat ukuran 450 ml membubarkan sukrosa dalam filtrat ini oleh
agitas tanpa pemanasan dalam melembabkan.
Catatan : tidak menggunakan terlebih thym
syrup yang memiliki bau atau rasa atau menunjukkan dari kerusakan.
- Menurut Ansel hal. 327
Sirup dengan bahan sukrosa ini mengandung
tingtur kulit buah jeruk manis. Asam sitrat sebagai sumber utama perencah dan
rasa pahit. Rasa sirup ini adalah mirip sari jeruk manis dan merupakan pembawa
yang baik untuk obat-obat stabil dalam media asam.
- Menurut Parrot hal. 172
Sirup jeruk adalah contoh suatu sirup yang
disiapkan perdagan tanpa panas. Jeruk yang manis mengupas larutan obat dalam
alcohol dan asam sitrat berkenaan dengan jeruk bercampur dengan talk dan
membersihkan air secara angsur-angsur ditambah dengan peradangan serviks. Talk
akan didistribusikan oleh minyak jeruk dan untuk menopang hasil filtrate.
Campuran disaring dan sukrosa ditambahkan kedalam air jaringan panas
dihindarkan untuk menghindari menguapnya kulit jeruk.
14.
Natrium Sitrat
Menurut Farmakologi dan
terapi hal.813
Natrium sitrat dalam darah
akan meningkat, kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak
digunakan dalam darah untuk transfuse darah karena tidak toksik.
ZAT TAMBAHAN
Zat untuk memperbaiki konsistensi Konsistensi
sediaan topical diatur untuk mendapatkan bioavabilitas yang maksimal, selain
itu juga dimaksudkan untuk mendapatkan formula yang “estetis” dan “acceptable”.
Konsistensi yang disukai umumnya adalah sediaan yang dioleskan, tidak
meninggalkan bekas, tidak terlalu melekat dan berlemak. Hal yang penting lain
adalah mudah dikeluarkan dari tube. Perbaikan konsistensi dapat dilakukan
dengan mengatur komponen sediaan emulsi diperhatikan ratio perbandingan fasa.
Untuk krim adalah jumlah konsentrat campuran zat pengemulsi.
2. Zat pengawet.
Pengawet yang dimaksudkan
adalah zat yang ditambahkan dan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas
sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada
sediaan krim mengandung fase air dan lemak maka pada sediaan ini mudah ditumbuhi
bakteri dan jamur. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Zat pengawet yang digunakan umumnya metil
paraben 0.12 % sampai 0,18 % atau propil paraben 0,02% - 0,05 %.
3. Pendapar
Pendapar dimaksudkan untuk
mempertahankan pH sediaan untuk menjaga stabilitas sediaan. pH dipilih
berdasarkan stabilitas bahan aktif. Pemilihan pendapar harus diperhitungkan
ketercampurannya dengan bahan lainnya yang terdapat dalam sediaan, terutama pH
efektif untuk pengawet. Perubahan pH sediaan dapat terjadi karena: perubahan
kimia zat aktif atau zat tambahan dalam sediaan pada penyimpanan karena mungkin
pengaruh pembawa atau lingkungan. Kontaminasi logam pada proses produksi atau
wadah (tube) seringkali merupakan katalisator bagi pertumbuhan kimia dari bahan
sediaan.
4. Pelembab
Pelembab atau humectan
ditambahkan dalam sediaan topical dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit.
Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak
berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Contoh zat tambahan ini
adalah: gliserol, PEG, sorbitol.
5. Pengompleks (sequestering)
Pengompleks adalah zat yang
ditambahkan dengan tujuan zat ini dapat membentuk kompleks dengan logam yang
mungkin terdapat dalam sediaan, timbul pada proses pembuatan atau pada
penyimpanan karena wadah yang kurang baik. Contoh : Sitrat, EDTA, dsb.
6. Anti Oksidan
Antioksidan dimaksudkan untuk
mencegah tejadinya ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak
jenuh yang sifatnya autooksidasi, antioksidan terbagi atas : a. Anti oksidan
sejati (anti oksigen) Kerjanya: mencegah oksidasi dengan cara bereaksi dengan
radikal bebas dan mencegah reaksi cincin. Contoh: tokoferol, alkil gallat, BHA,
BHT. b. Anti oksidan sebagai agen produksi. Zat-zat ini mempunyai potensial
reduksi lebih tinggi sehingga lebih mudah teroksidasi dibandingkan zat yang
lain kadang–kadang bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas. Contoh;
garam Na dan K dari asam sulfit. c. Anti oksidan sinergis. Yaitu senyawa yang
bersifat membentuk kompleks dengan logam, karena adanya sedikit logam dapat
merupakan katalisator reaksi oksidasi. Contoh: sitrat, tartrat, EDTA.
7. Peningkat Penetrasi. Zat tambahan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat
digunakan untuk tujuan pengobatan sistemik lewat dermal (kulit).